Vera Imanti, M.Psi., Psikolog*
Akhir-akhir ini, beberapa kota di Indonesia terpaksa harus lockdown. Sebagai ikhtiar agar dapat segera memutus mata rantai virus Covid-19. Belum lagi social distancing ketika di luar rumah. Pastinya perubahan aktivitas yang drastis ini memerlukan banyak penyesuaian diri dari masing-masing individu. Hal ini tidak mudah dilakukan, apalagi bagi orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi atau tipe individu yang dinamis. Karena tidak hanya penyesuaian aktivitas saja yang dilakukan, namun juga berdampak pada penyesuaian psikologisnya. Nah loh!
Penyesuaian psikologis ini terkadang masih belum disadari oleh sebagian besar masyarakat. Padahal dengan memahami kondisi psikologis diri sendiri juga dapat segera membantu memutus mata rantai dari virus covid-19. Dengan mental yang sehat maka dapat meningkatkan imunitas yang sehat pula, sebaliknya kondisi stres dapat menurunkan imunitas seseorang.
Penyesuaian psikologis yang tidak tepat maka akan menimbulkan stress atau kecemasan. Di mana stres dan kecemasan ini berasal dari stimulus negatif yang terus menerus, atau bisa juga karena terdapat konflik antara harapan dan kenyataan yang tidak sesuai. Penyesuaian psikologis dapat berasal dari penyesuaian perubahan aktivitas secara drastis (persepsi, emosi, hingga perilaku), juga dari maraknya berita virus covid-19 yang sedang mewabah (cemas, takut, gelisah, khawatir, ataupun curiga yang berlebihan).
Dalam merespon suatu stimulus negatif, individu akan melakukan “fight or flight”. Menurut Cotrada & Baum (2011) individu akan melakukan respon secara naluriah ketika menerima stimulus, yaitu melakukan tindakan agresif untuk melindungi dirinya (fight), misal panic buying, menolak orang lain tanpa menghiraukan perasaannya karena takut akan virus covid-19. Atau menarik diri maupun bersikap apatis untuk menghindari situasi yang dianggap berbahaya (flight), misal berdiam diri di dalam rumah agar terhindar dari virus covid-19.
Kedua respon ini secara alami salah satunya akan dilakukan oleh seseorang. Menjadi tidak wajar ketika seseorang merespon dengan hal yang berbeda. Namun respon tersebut bisa saja tidak melekat seterusnya, karena akan ada stimulus-stimulus baru yang diterima. Stimulus tersebut akan diolah oleh kemampuan berfikir seseorang, sehingga perilaku yang ditunjukan tidak lagi sama dengan respon awal. Misal tidak lagi panic buyingkarena mendapatkan informasi banyak orang yang kesusahan mendapatkan barang.
Dengan demikian perlu untuk mengenal dan memahami terkait kondisi psikologis diri, juga kondisi lingkungan sekitar. Tujuannya agar dapat menyesuaikan kondisi psikologis serta dapat merespon dengan tepat, sehingga perilaku yang ditunjukkan pun tepat. Jika kondisi tersebut sudah seimbang, maka sudah semestinya kondisi stres dan cemas dapat teratasi. Stres dan cemas yang teratasi dengan baik, menunjukkan kondisi mental yang sehat. Mental yang sehat akan meningkatkan imunitas diri kita sendiri.
*Dosen BKI IAIN Surakarta
BKI UIN Raden Mas Said Surakarta Mengikuti International Conference dan Workshop Nasional PABKI 2024
5 bulan yang lalu - UmumProgram Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosisal bagi Penerima Manfaat
9 bulan yang lalu - Berita