Loading...

Kegiatan Konseling Pada Anak

Diterbitkan pada
17 Januari 2024 12:27 WIB

Baca

Pelaksanaan Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan pengembangan dirinya sebagai calon tenaga pendidik yang profesional dan berkompeten, terutama sebagai konselor yang profesional dalam menangani siswa tidak hanya dengan teori tetapi secara langsung terjun ke lapangan dan memperoleh pengalaman yang nyata dalam mengatasi permasalahan siswa maupun saat mengajar di kelas. Mahasiswa juga dapat mengetahui kondisi nyata yang ada di sekolah baik dari tenaga pendidik, siswa, konsep pembelajaran, sosialisasi dengan masayarakat di sekolah, dan mengetahui kondisi dunia pendidikan secara nyata. Pelaksanaan program PPL oleh mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling UIN Raden Mas Said Surakarta yang dimulai tanggal 15 Agustus 2023 sampai dengan 15 September 2023, secara umum dapat berjalan dengan baik dan lancar.

 

Ada beberapa fenomena yang ditemukan di lokasi PPL yaitu di SLB Negeri Colomadu Karangayar, beberapa siswa di kelas tersebut kurang memiliki rasa sopan santun terhadap guru, perkataan dan perintah yang diberikan guru atau wali kelas mereka sering mereka bantah, tidak dilaksanakan dan bahkan siswa sering menimpali kata-kata yang di keluarkan oleh guru mereka. Anak-anak juga tidak melaksanakan ibadah wajib sesuai dengan semestinya. Mereka terpantau jarang sekali sholat fardhu dan bahkan ada siswa yang mengaku tidak pernah diajarkan sholat oleh orang tuanya. Meskipun di sekolah sudah dibiasakan sholat dzuhur berjamaah di sekolah, namun pada realitanya siswa di rumah tidak mengerjakan sholat. Fenomena lain juga terjadi pada remaja sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas di SLB Negeri Colomadu. Beberapa anak diketahui melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan seperti pelukan di kelas, melihat video porno dan berdua-duaan di kelas lantai dua saat jam istirahat dan saat perpulangan siswa. Hal ini yang menjadi perhatian kami dan harus segera ditangani dengan baik.

 

Intervensi yang dilakukan menggunakan bimbingan klasikal dilakukan sebanyak satu kali pada siswa SMP serta SMA. Permasalahan yang dialami siswa masih tergolong ringan tapi harus segera diselesaikan sehingga bimbingan hanya dilakukan sebanyak satu kali pertemuan, Namun tetap dipantau sebagai bentuk follow up dari layanan yang diberikan. Bimbingan klasikal diberikan dengan teknik modelling menggunakan media audio visual pada anak tunagrahita. Siswa yang mengikuti bimbingan klasikal sangat terbuka pada praktikan karena praktikan berusaha membuat suasana menyenangkan. Antusias peserta didik ketika diberikan layanan juga bagus, terbukti banyak peserta didik yang interaktif saat proses layanan. Terdapat sedikit kendala yaitu terkadang peserta didik sulit dikondisikan, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang dan dapat diselesaikan dengan baik.