Surakarta, 18 Juni 2025 – Dalam upaya membekali mahasiswa dengan kecakapan reflektif dan pemahaman sosial yang mendalam, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) UIN Raden Mas Said Surakarta menyelenggarakan kegiatan Pembekalan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bagi mahasiswa angkatan 2023. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu pagi pukul 09.30 hingga 11.45 WIB bertempat di Mini Theater P2B UIN Raden Mas Said.
Pembekalan dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan, dan doa. Sambutan diberikan oleh Dr. Nur Sidik, M. Hum selaku Wakil Dekan 3, yang menyampaikan pentingnya kesiapan mental, kedewasaan, dan tanggung jawab dalam menjalani KKL. Menurutnya, proses menjadi tangguh adalah hasil dari pembiasaan diri yang dibentuk selama berada di lingkungan kampus. Ia juga menggarisbawahi bahwa mahasiswa AFI harus mampu tampil sebagai pribadi yang siap memimpin, mandiri, serta mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Dalam semangat menjaga keterhubungan alumni, Prodi AFI mengundang Dwi Budhi Prasetyo, S.Fil.I., M.H.—Ketua Bawaslu Kabupaten Sragen periode 2018–2028 dan alumnus AFI—untuk memberikan materi utama. Prodi AFI sejak lama berkomitmen menghadirkan alumni sebagai narasumber dalam pembekalan seperti ini, baik untuk KKL maupun PPL.
Dalam sesi bertajuk "Antara Keyakinan dan Kearifan: Studi Filosofis atas Sinkretisme Keberagaman dalam Konteks Islam Nusantara", pemateri membagikan pengalaman hidupnya sejak menjadi wiraswasta hingga menduduki jabatan Ketua Bawaslu. Cerita hidup ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa AFI untuk tidak berkecil hati dan terus berproses. Ia menekankan bahwa filsafat adalah alat untuk memahami hidup dan menyelesaikan tantangan yang dihadapi.
Beliau juga menjelaskan konsep Islam Nusantara sebagai bentuk keberislaman yang mengakar dalam konteks lokal dan budaya Nusantara. Islam Nusantara tidak mengubah nilai-nilai universal Islam, melainkan mengupayakan penyelarasan dengan realitas budaya majemuk. Karakteristik utama Islam Nusantara adalah sikap akomodatif dan sinkretis, yang menghargai keberagaman sebagai bagian dari rahmat Tuhan.
Mahasiswa AFI diharapkan memiliki sikap reflektif dan mampu membaca realitas sosial dengan pemahaman filosofis. Filsafat hadir sebagai jalan untuk mencari makna hidup, menjawab pertanyaan mendasar, dan membangun nalar yang logis. Rasa ingin tahu, pengalaman, dan kebutuhan akan makna menjadi pendorong bagi manusia untuk terus berpikir dan bertumbuh.
Sesi tanya jawab menjadi ruang diskusi yang hidup. Salah satu pertanyaan menarik datang dari mahasiswa mengenai kontradiksi antara filsafat yang bersifat radikal dengan isu radikalisme yang perlu dihindari. Narasumber menjawab bahwa pemikiran radikal dibutuhkan untuk menggali kebenaran secara mendalam, sementara tindakan radikal yang merusak justru bertentangan dengan prinsip kebijaksanaan. Mahasiswa diajak untuk membedakan antara berpikir kritis dan bertindak ekstrem.
Pembekalan ditutup dengan penekanan pentingnya menjaga relasi, reputasi, dan semangat belajar. Kaprodi AFI, Krisbowo Laksono, M.Hum., juga mengingatkan tentang kesiapan logistik dan administratif mahasiswa dalam memilih lokasi KKL, serta pentingnya komunikasi dengan pihak-pihak yang akan terlibat.
Acara ditutup pukul 11.45 WIB dengan sesi foto bersama sebagai penanda semangat kebersamaan dan kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan lapangan.