Surakarta, 21 Februari 2025 – Dalam upaya memperkuat harmoni sosial dan toleransi antarumat beragama, Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) UIN Raden Mas Said Surakarta turut serta dalam Sosialisasi Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) yang diselenggarakan di kampus pada Jumat (21/2). Kehadiran akademisi dalam forum ini menegaskan peran strategis perguruan tinggi dalam membangun pemikiran inklusif dan moderasi beragama.
Acara ini menghadirkan Kepala PKUB Kementerian Agama RI, M. Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., yang menyoroti pentingnya kurikulum berbasis cinta dan eko-teologi sebagai fondasi membangun kerukunan. Menurutnya, pendidikan memiliki peran kunci dalam menciptakan generasi yang tidak hanya memahami nilai-nilai agama tetapi juga memiliki kesadaran ekologis dan sosial yang tinggi.
Koordinator Prodi AFI, Krisbowo Laksono, S.Ud., M.Hum., bersama para akademisi lainnya, menyambut baik gagasan ini. Sebagai prodi yang mendalami filsafat Islam, AFI memiliki visi yang sejalan dalam membangun pola pikir kritis dan toleran di kalangan mahasiswa. “Kampus adalah ruang terbaik untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan menghindarkan generasi muda dari narasi eksklusivisme dan radikalisme,” ungkap Krisbowo.
Dalam kesempatan ini, Gus Adib juga menjelaskan bahwa PKUB yang berdiri sejak 2001 memiliki misi strategis dalam menjaga harmoni sosial pascareformasi. Salah satu inisiatif unggulan PKUB adalah interfaith dialogue, yang membuka ruang komunikasi antaragama baik di level nasional maupun internasional. Selain itu, program desa sadar kerukunan menjadi model konkret bagi masyarakat dalam membangun kehidupan yang rukun.
Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Toto Suharto, menegaskan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan PKUB harus diperkuat. “Kami percaya bahwa dosen dan mahasiswa harus menjadi agen perdamaian yang aktif dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi. Kehadiran akademisi dalam forum ini adalah bukti nyata komitmen UIN Raden Mas Said dalam merawat harmoni sosial,” ujar Prof. Toto.
Menutup acara, Gus Adib menekankan pentingnya kampanye perdamaian yang lebih luas dan inovatif. “Kerukunan bukan hanya tugas pemerintah atau tokoh agama, tetapi tanggung jawab bersama. Kita perlu lebih banyak mendiseminasikan cerita-cerita baik tentang toleransi, serta memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan damai,” pungkasnya.
Masa Depan Toleransi: Kampus sebagai Garda Terdepan
Kehadiran Prodi AFI dalam kegiatan ini bukan sekadar partisipasi seremonial, tetapi wujud nyata dari komitmen akademik dalam membentuk generasi yang peduli terhadap keberagaman. Dengan adanya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan pendidikan tinggi semakin berperan dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif bagi semua golongan.
Sosialisasi Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Karanganyar
2 bulan yang lalu - Umum